2025-05-03 | admin3

Gurmanisasi Kurma: Kreasi Sticky Toffee Pudding ala Chef Saudi

Di tengah pesona gurun dan spiritualitas Tanah Arab, kurma telah menjadi simbol kuliner yang tak tergantikan. Dari camilan berbuka puasa hingga bingkisan khas musim haji, buah ini tak sekadar makanan—ia adalah warisan budaya. Namun, di tangan para chef muda Saudi, kurma tak lagi hanya dikonsumsi secara tradisional. Mereka menghadirkan inovasi kuliner yang mencengangkan, salah satunya dalam bentuk Sticky Toffee Pudding—dessert klasik Inggris—yang kini mendapatkan sentuhan lokal dengan bahan utama khas Arab: kurma Ajwa atau Medjool.


Evolusi Rasa di Arab Saudi

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kuliner Arab Saudi mengalami evolusi besar-besaran. Kota-kota seperti Riyadh dan Jeddah kini menjadi pusat ekspresi gastronomi modern, di mana para koki muda berani memadukan cita rasa lokal dengan teknik Barat. Salah satu pionirnya adalah Chef Laila Al-Farouq, lulusan sekolah kuliner di Paris, yang terkenal dengan kreasi dessert fusion-nya.

Chef Laila adalah tokoh utama di balik “Sticky Toffee Pudding Kurma”, dessert lembut dengan saus toffee hangat yang disiramkan ke kue basah berbahan dasar kurma. Menurutnya, kurma yang kaya rasa dan alami manis adalah substitusi sempurna untuk gula rafinasi dalam resep klasik Inggris ini.


Dari London ke Jeddah: Transformasi Dessert Klasik

Sticky Toffee Pudding adalah dessert khas Inggris yang terkenal dengan kelembutan dan kekayaan rasa. Biasanya terbuat dari kue berbahan dasar kurma yang dikukus atau dipanggang, lalu disiram saus toffee yang terbuat dari mentega dan gula. Di Inggris, dessert ini sering disajikan hangat dengan es krim vanilla atau whipped cream.

Namun, versi Saudi-nya memiliki keunikan sendiri:

  • Kurma lokal seperti Medjool atau Ajwa digunakan, memberikan rasa karamel alami yang lebih dalam.

  • Rempah Timur Tengah seperti kapulaga atau kayu manis kadang ditambahkan untuk memperkuat aroma.

  • Saus toffee kadang dimodifikasi dengan tambahan tahini (pasta wijen) atau sedikit susu unta untuk karakteristik gurih yang unik.

  • Penyajian juga disesuaikan, seperti menggunakan piring marmer bergaya Arab atau menyandingkannya dengan teh mint panas.


Kurma: Bukan Sekadar Buah

Bagi masyarakat Saudi, kurma memiliki makna yang dalam—baik secara religius, budaya, maupun kesehatan. Dalam Islam, kurma disebutkan dalam berbagai hadis dan ayat Al-Qur’an sebagai buah yang diberkahi. Kaya akan serat, antioksidan, dan gula alami, kurma telah lama menjadi sumber energi raja zeus utama bagi masyarakat gurun.

Chef Laila mengatakan, “Mengubah kurma menjadi komponen utama dalam dessert modern adalah bentuk penghormatan, bukan penghilangan identitas. Kami tidak menghilangkan budaya, kami memodernisasinya.”


Dampak Kuliner terhadap Identitas

Kreasi seperti Sticky Toffee Pudding Kurma tidak hanya memperkenalkan kekayaan rasa baru, tapi juga membuka ruang dialog budaya antara Timur dan Barat. Pengunjung internasional yang mencicipi kreasi ini di restoran fine-dining di Jeddah merasakan pengalaman kuliner yang unik—perpaduan rasa Inggris klasik dengan aroma Arabian nights.

Menurut kritikus kuliner di Gulf Times, dessert ini telah menjadi simbol tren baru: Gurmanisasi Kurma—yakni upaya mengangkat kurma sebagai bahan utama dalam hidangan gourmet, tidak sekadar camilan tradisional.


Resep Sederhana ala Rumah

Bagi yang penasaran mencobanya sendiri di rumah, berikut versi sederhana dari Sticky Toffee Pudding Kurma ala Saudi:

Bahan:

  • 200 gram kurma Medjool (buang biji, cincang)

  • 1 sdt baking soda

  • 250 ml air panas

  • 100 gram mentega

  • 150 gram gula palem

  • 2 butir telur

  • 1 sdt vanila

  • 200 gram tepung terigu

  • Sejumput kayu manis dan kapulaga

Saus toffee:

  • 100 gram mentega

  • 100 gram gula palem

  • 150 ml krim kental

  • 1 sdm tahini (opsional)

Cara Membuat:

  1. Rendam kurma dengan baking soda dan air panas selama 10 menit, lalu haluskan.

  2. Kocok mentega dan gula, tambahkan telur satu per satu.

  3. Campur kurma halus, vanila, dan rempah ke dalam adonan.

  4. Tuang ke loyang, panggang 180°C selama 30–35 menit.

  5. Untuk saus, panaskan semua bahan hingga mengental.

  6. Sajikan kue dengan saus hangat dan, jika suka, es krim vanilla.

BACA JUGA: Ma’amoul 2.0: Inovasi Isian Pistachio dan Cokelat di Jeddah Modern

Share: Facebook Twitter Linkedin